Menghubungkan Pelosok Indonesia Menuju Masa Depan
BundaranNews.com_ Desa digital. Istilah yang kini tidak lagi asing. Satu program yang diluncurkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang sebelumnya bernama Kementerian Informatika dan Komunikasi (Kominfo) di 2017, mendapatkan tempat khusus di sejumlah besar desa dari sekitar 80.000 desa yang kaya potensi di tanah air. Sejak itu, seiring dengan infrastruktur teknologi yang semakin merata, Indonesia menjembatani kesenjangan digital antara perkotaan dan pedesaan, menciptakan peluang yang setara bagi seluruh masyarakat.
Desa digital adalah sebuah konsep yang menggabungkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan kegiatan di desa. Konsep ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik, perekonomian, dan partisipasi masyarakat di desa.
Untuk itu, merujuk Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komdigi, Harry Budiarto yang dikutip Antara (1/12/2024), Komdigi telah melakukan riset berbasis survei yang mengukur tingkat kesiapan digital masyarakat di setiap kabupaten/kota di Indonesia.
Riset ini menghasilkan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) yang memiliki empat pilar utama, antara lain infrastruktur, keterampilan, pemberdayaan, dan industri. Menurut dia, ketersediaan infrastruktur digital menjadi fondasi utama dalam membangun masyarakat digital.
Memantik Kesadaran Desa Maju
Program Desa Digital berfokus pada pembangunan infrastruktur jaringan internet di desa-desa yang sebelumnya minim akses. Proyek ini melibatkan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), yang bertugas membangun menara telekomunikasi, Base Transceiver Station (BTS), memfasilitasi akses internat VSAT (Very Small Aperture Terminal) yang dipasang di balai desa, kantor desa, pesantren, sekolah, dan puskesmas, yang terhubung dengan satelit. Selain itu, juga membangun jaringan fiber optik di wilayah-wilayah terpencil.
Melalui upaya tersebut yang berbuah pada kemudahan dan kecepatan akses internet, sebagaimana diunggah situs digitaldesa.id (24/4/2024), berhasil memantik kesadaran dari beberapa desa di Indonesia akan pentingnya sebuah adopsi digital yang optimal dalam setiap aktivitas pemerintahan desa. Ujungnya, mereka akan sepenuhnya meninggalkan administrasi desa yang berbasis kertas (manual), hingga pelayanan kepada masyarakat yang masih terkendala akan jarak dan waktu.
Kesadaran digital atau transformasi digital desa tersebut yang pada akhirnya membawa mereka untuk menjadi desa digital terbaik dan layak menjadi percontohan dalam peningkatan pelayanan, tata kelola administrasi, hingga promosi potensi dan ekonomi desa.
Itu misalnya yang dilakukan Desa Mananggu di Kabupaten Boalemo. Desa ini berhasil bertransformasi menjadi desa yang cerdas (smart village) dengan digital, sejak meluncurkan digitalisasi desa pada 22 Agustus 2023. Sejak itu Desa Mananggu mulai mengubah sistem pelayanan dari manual menuju layanan yang tersistem dan otomatis.
Sistem layanan DIGIDES yang diterapkan oleh Pemerintah Desa Mananggu kini telah berhasil melakukan penyederhanaan tata kelola data administrasi, termasuk data kependudukan dan persuratan sehingga tercapainya akses pelayanan yang cepat dan akurat. Keberhasilan ini memberikan contoh efisiensi bagi desa-desa lain di Kabupaten Boalemo dalam mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan tata kelola administratif (Cek Website : https://mananggu.digitaldesa.id/).
Dampak Positif di Berbagai Sektor
Desa-desa di sejumlah wilayah RI, seperti di Kepulauan Anambas di Riau hingga Sumba Barat Daya di NTT kini menikmati koneksi internet yang stabil. Kehadiran teknologi internet desa-desa ini berhasil menjadikan mereka melakukan transformasi digital yang berdampak positif, tidak hanya menghubungkan masyarakat dengan dunia luar tetapi juga membuka peluang baru di sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
Akses internet juga telah mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam mempromosikan produk-produk lokalnya menggunakan saluran e-commerce atau market place. BUMDes tersebut bekerja sama dengan startup lokal menggunakan internet of things (IoT) untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi aktivitas ekonomi. Pada gilirannya kesejahteraan masyarakat akan meningkat melalui inovasi digital,
- Pendidikan: Anak-anak di desa-desa terpencil kini dapat mengakses platform e-learning, menghadirkan kesempatan belajar yang sama seperti anak-anak di perkotaan. Misalnya, SD di Pulau Rote kini menggunakan aplikasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
- Kesehatan: Layanan telemedicine mulai menjangkau wilayah pedesaan, memungkinkan masyarakat berkonsultasi dengan dokter melalui platform digital tanpa harus bepergian jauh.
- Pertanian: Petani menggunakan aplikasi digital untuk mengakses informasi harga pasar, cuaca, dan teknik budidaya yang lebih efektif. Desa Ngawi, misalnya, telah meningkatkan hasil panen hingga 30% setelah memanfaatkan teknologi ini.
Menjadi sebuah unit terkecil yang ada di pemerintahan, desa atau kelurahan dapat mendukung terciptanya kota pintar atau smart city. Transformasi digital pada desa atau kelurahan, dinilai dapat membantu mewujudkan pemerintahan/negara yang pintar pula.
Desa yang pintar akan mendukung kota/kabupaten yang pintar. Kota/kabupaten yang pintar akan mendukung provinsi yang pintar. Provinsi yang pintar akan mendukung negara yang pintar.
Literasi Digital Komunitas Lokal
Meskipun Program Desa Digital telah membawa perubahan signifikan, tantangan tetap ada; aksesibilitas infrastruktur listrik, minimnya literasi digital hingga keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang mendukung infrastruktur digital.
Atas sejumlah kendala yang ada, Komdigi merespons dengan meluncurkan program pelatihan literasi digital yang melibatkan komunitas lokal. Selain itu, pemerintah juga terus meningkatkan kapasitas jaringan di desa-desa terpencil melalui investasi berkelanjutan.
Transformasi digital desa sudah tentu bukan pekerjaan yang instan. Butuh waktu perjalanan panjang yang penuh tantangan. Namun dengan visi yang jelas dan kerja sama berbagai pihak, Indonesia terus berfokus membangun desa berbasis digital yang intinya bukan sekadar desa yang memiliki akses internet, tetapi juga desa yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup penduduknya, membawa harapan dan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat.
Dengan kata lain; menghubungkan desa-desa berarti menghubungkan Indonesia dengan masa depan.(Sumber indonesia.go.id)