
Berharap Mendapatkan Siswa Yang Banyak, SMPN 10 BU Terdapat Daftar Siswa Yang Tidak Masuk Dapodik
BundaranNews.com_ Diduga terlalu berharap mendapatkan peserta didik yang banyak, namun justru bisa merugikan siswa itu sendiri. Hal ini terjadi di SMPN 10 Bengkulu Utara yang mana bisa berpotensi mengakibatkan kesulitan bagi siswa untuk mendapatkan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN).
NISN merupakan identitas siswa yang bersifat nasional dan digunakan secara berkelanjutan dari SD hingga perguruan tinggi. Manfaat NISN ini cukup lah banyak diantaranya;
- Mengidentifikasi siswa secara standar, konsisten, dan berkesinambungan,
- Memudahkan pendataan siswa
- Memudahkan mengikuti ujian nasional
- Memudahkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta
- Memudahkan pemerintah dan lembaga pendidikan memantau, mengelola, dan menyediakan layanan pendidikan yang lebih baik.
NISN dibutuhkan agar siswa memiliki nomor tetap yang berlaku seumur hidup dan berlaku secara Nasional. Siswa tidak perlu berganti-ganti nomor identitas selama dia bersekolah untuk meneruskan pendidikannya hingga jenjang yang lebih tinggi. Seseorang yang telah memiliki NISN berarti terjamin legalitasnya karena statusnya sebagai siswa diakui oleh Kemendikbud.
Namun, bedanya dengan SMPN 10 Bengkulu Utara yang mana penerimaan siswanya di sekolah tersebut terjadi overload, hal ini berdasar informasi dari sumber terpercaya. Bahkan overload siswa tersebut sudah pernah diklarifikasi sampai ke tingkat Dinas Pendidikan Kab. Bengkulu Utara.
Adapun jumlah siswa yang overload terdapat sekitar 20 orang. Sehingga berdampak pada data siswa yang tidak dapat dientry kedalam aplikasi Dapodik dan akan berdampak pada siswa yang terpaksa menerima nasib sebagai siswa tanpa Nomor Induk Siswa Nasional (NISN).
Menurut informasi, bahwa Kepala Sekolah SMPN 10 Bengkulu Utara dikabarkan mendapatkan kecaman keras dari pihak Dinas Pendidikan Kab. Bengkulu Utara, untuk mencari solusi bagi siswa yang tidak ter-entry ke dalam Dapodik.
Ini tentunya membuat dilema bagi Kepala Sekolah SMPN tersebut, yang mana untuk melimpahkan siswa ke sekolah tetangga, namun sudah terlanjur mengambil uang seragam. Diduga perihal itu yang membuat Kepsek SMPN 10 BU sukar memutuskan untuk melimpahkan siswa ke sekolah sekitar.
Awak media mencoba meminta hak jawab Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Bengkulu Utara untuk menggali informasi secara mendalam. Namun sayangnya KepSek tidak dapat ditemui dan ketika ditanyakan keberadaan Kepala Sekolah kepada staf Tata Usaha hanya menjawab tidak tahu.

Tentunya ini menjadi tanda tanya besar, dikarenakan Kepala Sekolah terkesan menghindar untuk ditemui oleh awak media. Meskipun demikian, awak media mendapatkan petunjuk baru yang mana terlihat pada layar komputer ruangan Tata Usaha terdapat daftar nama siswa yang tidak dalam Dapodik.
Untuk sementara, hingga berita ini diterbitkan Kepala Sekolah SMPN 10 belum dapat dimintai keterangan serta hak jawab perihal tersebut.
Kontributor : Predy Fransiska
Editor : Redaksi